Rabu, 10 Juli 2013

Learning In The Class

                                                                     kata Pengantar
               Pembelajaran yang ideal adalah pembelajaran yang menyenangkan, dalam proses belajar mengajar yang yang diterapkan pun berbasis modern yaitu ana-anak aktif dalam kelas maupun di luar kela, sedangkan guru sebagai fasilitator. Lebih lanjut saya akan membahas tentang metode dan teknik serta proses pembelajaran yang berlangsung selama dalam kelas.
1. Hari Pertama
Guru  akan menjelaskan peraturan-peraturan selama berada dalam kelas. Peraturan ini dibuat agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik. Setelah itu, guru akan menjelaskan tentang metode pembelajaran. Metode yang digunakan yaitu aktif (komonikasi), teknik yang digunakan yaitu teknik membaca yaitu membaca puisi dengan intonasi yang tepat.
Proses pembelajaran yang digunakan aktif, baik aktif dalam mendengar, berbicara, membaca maupun menulis. Dengan mendengar siswa akan mengetahui lafal yang baik dalam bahasa Indonesia. Dengan berbicara siswa dapat berbahasa dengan baik. Dengan membaca dapat menambah kosa kata yang baik dan benar. Dengan menulis dapat memperkaya ide/gagasan.

Bahaya Boraks




 
Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri non pangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Boraks biasa berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam alkohol. Boraks biasa digunakan sebagai pengawet dan anti septik kayu. Daya pengawet yang kuat dari boraks berasal dari kandungan asam borat di dalamnya.

           Asam borat sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat dalam air cuci mata dan dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung dan salep luka kecil. Namun, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh. Berikut beberapa pengaruh boraks pada kesehatan :

a. Tanda-tanda gejala akut

Muntah-muntah, diare, konvulsi dan depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat)

b. Tanda-tanda gejala kronis

- Nafsu makan menurun

- Gangguan pencernaan

- Gangguan SSp : bingung dan bodoh

- Anemia, rambut rontok dan kanker

           Sedangkan formalin merupakan cairan tidak berwarna yang digunakan sebagai desinfektan, pembasmi serangga, dan pengawet yang digunakan dalam industri tekstil dan kayu. Formalin memiliki bau yang sangat menyengat, dan mudah larut dalam air maupun alkohol. Beberapa pengaruh formalin terhadap kesehatan adalah sebagai berikut :

a. Jika terhirup akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan, sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, dan dapat menyebabkan kanker paru-paru.
b. Jika terkena kulit akan menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal dan kulit terbakar.
c. Jika terkena mata akan menyebabkan mata memerah, gatal, berair, kerusakan mata, pandangan kabur, bahkan kebutaan.
d. Jika tertelan akan menyebabkan mual, muntah-muntah, perut terasa perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan syaraf, kulit membiru, hilangnya pandangan, kejang, bahkan koma dan kematian.


              Boraks dan formalin akan berguna dengan positif bila memang digunakan sesuai dengan seharusnya, tetapi kedua bahan itu tidak boleh dijadikan sebagai pengawet makanan karena bahan-bahan tersebut sangat berbahaya, seperti telah diuraikan di atas pengaruhnya terhadap kesehatan. Walaupun begitu, karena ingin mencari meuntungan sebanyak-banyaknya, banyak produsen makanan yang tetap menggunakan kedua bahan ini dan tidak memperhitungkan bahayanya. Pada umumnya, alasan produsen menggunakan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet makanan adalah karena kedua bahan ini mudah didapat, karena harganya relatif murah dibanding bahan pengawet lainnya yang tidak berpengaruh buruk pada kesehatan.

           Selain itu, boraks dan formalin merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk. Beberapa contoh makanan yang dalam pembuatnnya sering menggunakan boraks dan formalin adalah bakso, kerupuk, ikan, tahu, mie, dan juga daging ayam. Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita dapat mengetahui seberapa besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang digunakan dalam suatu makanan. Oleh karena itu, lebih baik hindari makanan yang mengandung formalin dan boraks.

              Berikut ini adalah beberapa cara mengidentifikasi beberapa makanan yang menggunakan formalin dan boraks:

- Bakso yang menggunakan formalin memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging.

- Kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya bagus dan renyah.

- Ikan basah yang tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar, insang berwarna merah tua dan tidak cemerlang, dan memiliki bau menyengat khas formalin.

- Tahu yang berbentuk bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet, hingga lebih dari tiga hari bahkan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es, dan berbau menyengat khas formalin.
- Mie basah biasanya C), berbau menyengat,°lebih awet sampai dua hari pada suhu kamar (25 kenyal, tidak lengket dan agak mengkilap.

Formalin Merusak Saraf Pusat
Formalin adalah bahan kimia yang kegunaannya untuk urusan luar tubuh. Contohnya untuk pembunuh hama, pengawet mayat, bahan disinfektan dalam industri plastik, busa, dan resin untuk kertas. Di dalam formalin terkandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air. Biasanya ditambahkan metanol hingga 15 persen sebagai pengawet.
Akibat masuknya formalin pada tubuh bisa akut maupun kronis. Kondisi akut tampak dengan gejala alergi, mata berair, mual, muntah, seperti iritasi, kemerahan, rasa terbakar, sakit perut, dan pusing.
Kondisi kronis tampak setelah dalam jangka lama dan berulang bahan ini masuk ke dalam tubuh. Gejalanya iritasi parah, mata berair, juga gangguan pencernaan, hati, ginjal, pankreas, sistem saraf pusat, menstruasi, dan memicu kanker.